Keinginan Untuk Merdeka
Aspek Politik
Monopoli Kekuasaan: VOC secara perlahan menguasai pemerintahan pribumi. Mulanya, mereka hanya berdagang, namun akhirnya ikut campur dalam urusan politik kerajaan, menyingkirkan penguasa lokal yang tidak tunduk, dan mengangkat penguasa boneka.
Kebijakan Divide et Impera (Politik Pecah Belah): VOC seringkali memprovokasi konflik antar kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka memihak salah satu kerajaan, membantunya menang, dan sebagai imbalannya, kerajaan tersebut harus memberikan konsesi politik dan ekonomi kepada VOC. Ini melemahkan persatuan bangsa Indonesia dan membuat rakyat sengsara.
Aspek Ekonomi
Monopoli Perdagangan: VOC memaksakan hak monopoli atas komoditas-komoditas penting seperti rempah-rempah. Mereka menetapkan harga beli yang sangat rendah dari petani dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi di Eropa. Ini membuat rakyat kehilangan kendali atas hasil bumi mereka sendiri dan jatuh miskin.
Pajak yang Tinggi dan Kerja Paksa: VOC membebankan pajak yang berat kepada rakyat. Selain itu, mereka juga memberlakukan sistem kerja paksa (rodi) untuk membangun benteng, jalan, dan fasilitas lainnya. Rakyat dipaksa bekerja tanpa upah yang layak, menyebabkan penderitaan fisik dan mental.
Aspek Sosial dan Budaya
Penghancuran Budaya dan Tradisi: VOC, dengan kekuasaannya, tidak jarang mengabaikan atau bahkan merusak tatanan sosial dan budaya lokal. Intervensi mereka sering kali mengganggu tradisi dan adat istiadat yang sudah ada.
Diskriminasi Rasial: VOC menerapkan sistem kelas sosial yang diskriminatif. Orang-orang Belanda berada di kelas teratas, diikuti oleh golongan Eropa lainnya, lalu golongan Timur Asing, dan terakhir adalah pribumi. Diskriminasi ini menimbulkan rasa ketidakadilan dan merendahkan martabat bangsa Indonesia.
Berbagai aspek inilah yang memicu perlawanan dari berbagai daerah di seluruh nusantara. Perlawanan ini terus muncul, dari yang berskala kecil hingga pertempuran besar, yang semuanya didasari oleh satu tujuan: meraih kemerdekaan dari penjajahan VOC.
Semua hal ini adalah Boomerang dari pemerintah VOC yang pada saat itu mendirikan SR (Sekolah Rakyat) yang membuat rakyat dapat berpikir visioner untuk menjadikan bangsa yang lebih berdaulat tanpa ada tekanan dari penjajah.
Sebagai bangsa yang tidak merasakan perihnya perjuangan kemerdekaan kita harus bisa memikirkan jika kita tidak menjaga bangsa ini agar penderitaan yang lama tidak terulang kembali, kita harus memperhatikan kesehatan bangsa kita apakah masih bisa bertahan untuk menjadi bangsa yang satu jua, atau tidak, jika tidak kita menjadikan generasi yang dapat menyatukan bangsa kembali memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Comments
Post a Comment